Sebelum saya mulai resensi ini, adalah lebih baik jika saya menjelaskan apa itu Vandaria. Vandaria adalah suatu dunia fiksi ciptaan Ami Raditya berisi beranekaragam keunikan dan kreatifitas yang sangat berbeda dengan dunia fiksi-dunia fiksi lain. Vandaria memiliki berbagai macam makhluk, sihir, adat, serta petualangan yang tidak dapat dibayangkan bahkan setelah anda membaca novel-novel seperti Harry Potter ataupun Lord of the Ring. Vandaria menawarkan imajinasi yang sangat luas bagi para pembaca maupun penggemar segala sesuatu yang berbau fiksi. Berbeda dengan Marvel Universe yang memiliki banyak dunia, Vandaria adalah dunia dengan suatu timeline yang sangat besar, sehingga banyak sekali cerita yang dapat dikembangkan didalmanya. Singkat kata, jika anda adalah pecinta karya fiksi, maka anda tidak salah memilih Vandaria sebagai sesuatu yang perlu digandrungi. Baiklah, sekian dengan pengenalan tentang Vandaria. Mari kita berlanjut pada resensi...
Judul Buku: Vandaria Saga, Kristalisasi – Sepuluh Kisah
Pencipta Hikayat: Ami Raditya
Penulis: Alexia DeeChen, Melody Violine, Aryo Pratomo, Harbowoputra, Andry Chang, Pratama Wirya, Rynaldo C. Hadi, Iris Aegis, Ami Raditya, Hans J. Gumulia
Tebal: 266 hlm
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Buku Vandaria Saga keempat ini berisi tentang sepuluh kisah yang terjadi di Vandaria pada masa yang berbeda. Adapun sepuluh cerpen yang diceritakan ini tidak berkaitan satu sama lain, sehingga pembaca dapat membaca cerpen yang manapun. Dalam resensi saya kali ini, saya akan mencoba menilai kesepuluh cerpen dan ilustrasi dalam buku ini dengan angka satu sampai sepuluh, dimana satu adalah nilai terendah dan sepuluh adalah nilai tertinggi.
1. Bisikan sang Angin - Alexia DeeChen - -2000 I.V.
Cerpen ini menceritakan tentang seorang manusia bernama Evander, pemimpin dari bangsa Isfar, yang melawan pasukan frameless Edenion, kerajaan adikuasa pada masa itu. Evander yang kalah melawan seorang jendral Edenion tersebut akhirnya dirawat oleh seorang separuh-frameless bernama Haleine. Setelah konflik batin dalam diri Evander berkecamuk karena ditolong oleh frameless, iapun dapat percaya kepada Haleine yang menolongnya keluar dari cengkraman maut.
Secara garis besar, cerpen pertama ini adalah pembuka yang menarik dan sangat deskriptif. Gaya penulisan dari Alexia DeeChen sangat mudah dimengerti dan tidak berbelit-belit. Dalam cerpen ini dijelaskan secara gamblang sifat-sifat seorang manusia secara dan sifat frameless pada umumnya. Dalam cerpen ini juga dipaparkan bagaimana seorang manusia membenci frameless dan bagaimana bengisnya frameless pada masa tersebut. Bagi pembaca yang baru saja mengenali dunia Vandaria, mungkin cerpen ini sangat cocok menjadi bacaan pertama. Kudos untuk Alexia DeeChen, penulis cerpen ini!
Skor: 9/10
2. Padamnya bintang-bintang Vaeran - Melody Violine - ??? S.V.

Cerpen ini diceritakan dengan begitu detail dan penuh dengan romantika, namun yang sangat disayangkan adalah kekurang jelasan arti dari cerpen ini sendiri. Pembaca yang membaca cerpen ini akan terasa agak asing dengan tokoh-tokoh didalamnya bila belum pernah membaca novel Harta Vaeran sebelumnya. Selain itu, cerpen ini kurang menggambarkan manusia dan frameless sebagai ras utama di Vandaria. Ada baiknya pembaca membaca novel pertama Vandaria Saga yaitu Harta Vaeran terlebih dahulu untuk mendapatkan kejelasan dari cerita ini.
Skor: 7/10
3. Batu Filsuf - Aryo Pratomo - 1 I.V.
Hamon menemukan bahwa gurunya yang seorang frameless, mengadakan eksperimen terhadap anak-anak terbuang yang menjadi korban perang untuk membuat batu filsuf. Hamon akhirnya bertemu dengan Cecil, seorang anak kecil yang berhasil lolos dari kastel Deimos, tempat ia tinggal. Hamon menyembunyikan Cecil di dalam kastel Deimos. Namun akhirnya Hamon memutuskan untuk mengatakan perasaanya pada gurunya tersebut.
Cerpen Batu Filsuf diceritakan dengan nuansa yang gelap dan kejam. Nuansa gelap tersebut sangat cocok dengan peperangan yang terjadi saat tersebut antara Edenion dan Nirvana. Cerpen ini juga ditulis dengan begitu apik sehingga membuat pembacanya ingin segera mengetahui kejadian apa yang akan terjadi berikutnya. Secara keseluruhan, Batu Filsuf merupakan cerpen yang menarik untuk dibaca.
Skor: 8.5/10
4. Musim Gugur - Harbowoputra - ??? S.V.
Lena menemukan naga bening di dalam kamarnya yang menjadi makhluk sihir akademi sihir Holstok. Sedangkan Ivan dan teman-temannya mencari cakram pualam untuk memenangkan pihak yang dibelanya.Ceritra keduanya akhirnya terhubung oleh suatu benang waktu yang akhirnya merujuk pada suatu kenyataan pahit.
Ketika membaca cerpen ini, mungkin pembaca agak dibingungkan dengan pembatas masa +500 dan -500. Namun setelah membaca beberapa kali, mungkin pembaca dapat dengan jelas mengerti apa maksud dari pembatas tersebut. Cerpen ini diceritakan dengan sangat baik, meskipun perlu dibaca lebih dari sekali untuk mendapatkan maksudnya. Selain itu, penyampaian Harbowoputra dalam cerpen ini dibuat dengan sangat cerdas dan mengandung kejutan-kejutan yang tidak mengecewakan.
Skor: 8.5/10
5. Nyanyian Alam - Andry Chang - 721 I.V.
Fyanei, seorang separuh-frameless marga Flavianus mampu mendengarkan suara dari roh pohon dan tumbuh-tumbuhan. Fyanei mengingatkan kepada Geoff, teman masa kecil Fyanei untuk berhenti menebang pohon karena mampu menyebabkan bencana alam. Geoff yang awalnya tidak percaya akhirnya menjadi percaya dan berusaha membantu Fyanei.
Nyanyian alam merupakan cerpen dengan pesan moral yang tinggi. Selain dengan bahasa yang sangat mudah dicerna, Andry Chang mampu membuat pembaca mengambil intisari dari cerpen ini dengan mudah. Meskipun alur cerita agak mudah ditebak kemana arahnya, namun tetap saja cerpen ini menjadi salah satu cerpen dengan tingkat keterbacaan yang tinggi.
Skor: 8.5/10
6. Padang Hijau Atap Merah - Pratama Wirya - 199 I.V.
Gael berusaha menjadi penyihir dengan meminta Aedon, seorang frameless sinis untuk menjadi gurunya. Gael melakukan segala cara yang dapat ia lakukan untuk belajar sihir, sedangkan Aedon hanya mengambil keuntungan dari kebodohan Gael untuk keperluannya sendiri.
Cerpen ini sangat kocak dan mengandung nilai humor yang sangat tinggi. Tema yang diangkat sangat menarik dan cerita yang dipaparkan juga sangat deskriptif tentang dunia Vandaria dan frameless. Pratama Wirya mampu menceritakan cerpen ini sehingga sangat tidak membosankan dan merilekskan pembaca. Bahkan adegan kejam pun serasa tidak kejam karena keluwesan bahasa yang digunakan.
Skor: 9.5/10
7. Relik Agung Galizur - Rynaldo C. Hadi - 811 I.V.
Alianor, Terrowin dan Rowan menemukan Athalos, seorang pemuda yang memegang salah satu relik agung Galizur dalam keadaan amnesia. Kelompok yang disebut "Sang Pencari" tersebut mencari ketiga relik agung untuk kerajaan Barzha. Dengan kemampuannya masing-masing, mereka terus mencari dua relik agung yang tersisa, meskipun banyak rintangan bagi mereka.
Tempo dalam cerita ini terasa begitu cepat. Mungkin hal ini dikarenakan banyaknya perjalanan yang harus dilalui, namun terbatas oleh kata-kata yang dapat digunakan. Cerpen ini cenderung menceritakan sebuah garis besar dari perjalanan tokoh utama cerita ini. Selain itu akhir dari cerita ini juga tidak tertebak dan membuat sebuah kejutan bagi pembaca. Namun alhasil, Rynaldo C. Hadi mampu mengkompresi perjalanan tokoh utama tersebut dengan cukup baik, sehingga cerpen ini menjadi cerpen yang baik untuk dibaca.
Skor: 8/10
8. Dibawah bulan separuh - Iris Aegis - -100 I.V.
Cerpen ini menceritakan tentang seorang pencuri rendahan di kota Zarkand pada masa penjajahan frameless terhadap manusia. Pencuri tersebut berusaha untuk tetap hidup dengan segala cara. Akhirnya ia bertemu dengan seorang mantan pasukan Khor buta yang mengubah takdirnya.
Sangat jarang dialog yang digunakan di cerpen ini, namun cerita ini dipaparkan dengan begitu jelas. Iris Aegis sangat mampu mendeskripsikan secara detail keadaan manusia saat penjajahan frameless Edenion masih berlangsung. Dengan cara yang sangat brillian pula, Iris Aegis merajut cerita ini sehingga menjadi sebuah cerita yang tidak hanya membuat pembacanya tersayat hatinya, namun membayangkan bagaimana bila kejadian yang sama terjadi pada diri pembaca.
Skor: 10/10
9. Beri kami damai - Ami Raditya - 736 A.R.
Arvena, seorang penyair pembohong yang menceritakan kisah-kisah kepahlawanan yang dikarangnya untuk memacu semangat para prajurit Merediz dalam peperangannya dalam "Perang Darah Hitam". Abel, manusia abadi yang kebetulan menjadi penjaganya mengingatkan Arvena agar tidak bersyair bohong lagi. Arvena awalnya tidak percaya, namun karena suatu hal ia akhirnya percaya. Namun semua itu sudah terlambat...
Cerpen ini diceritakan dengan begitu indah dan runtun. Meskipun jangka waktu dalam cerpen ini tergolong cukup lama, namun Ami Raditya mampu menjelaskan detail kejadian-kejadian yang terjadi secara cerdik. Akhir cerita dari cerpen ini juga tidak dapat diprediksi dengan mudah. Selain itu cerpen ini sangat mendeskripsikan Vandaria pada masa peperangan antar manusia beserta kondisi moral manusia saat itu.
Skor: 9/10
10. Pentagon - Hans J. Gumulia - 823 A.R.

Walaupun belum membaca buku Takdir Elir sebelumnya, pembaca mampu memperoleh informasi penting tentang tradisi Vhranas, sifat-sifat manusia dan tingkah laku marga Flavianus yang merupakan kunci penting pada cerita-cerita Vandaria Saga lainnya. Selain itu Hans J. Gumulia mampu menceritakan cerpen ini dengan tidak berbelit dan membuat pembaca tertarik untuk memembaca kelanjutan dari kelima tokoh ini.
Skor: 8.5/10
Illustrasi:
Illustrasi dari buku kristalisasi ini digambarkan dengan begitu apik oleh Rama Indra, Ecky Oesjady dan Yohan Power. Kata-kata pengenalan dunia Vandaria serta gambar oleh Rama Indra begitu detail dan mengena. Selain itu gambar dari Yohan Power memiliki nilai artistik yang sangat tinggi, serta cocok sekali mendukung cerita-cerita dari pengarang-pengarang Vandaria.
Skor: 10/10
Secara garis besar semua cerpen didalam buku ini menarik untuk dibaca, meskipun cerpen "Padamnya bintang-bintang Vaeran" menurut saya dapat dikembangkan lebih jauh. Saya sendiri sangat terkesan membaca cerpen Dibawah bulan separuh oleh Iris Aegis, karena mampu membuat saya membayangkan dan turut merasakan perasaan pencuri tak bernama tersebut. Artwork dari Yohan Power pada cerpen tersebut juga sangat mencerminkan kondisi pencuri tak bernama itu, yang membuat saya semakin menyukai cerpen Dibawah bulan separuh.
Satu hal yang menurut saya perlu dijelaskan adalah penanggalan waktu bagi cerpen-cerpen yang ada. Perlu dijelaskan yang mana yang terjadi dahulu, apakah A.R atau I.V. karena pembaca dapat saja salah menerka waktu dalam timeline vandaria yang sangat besar ini.
Seperti yang telah disebutkan pada sub bab "Tentang V`ndaria", tim Vandaria selalu membuka gerbang untuk para industri kreatif yang telah memiliki nama untuk bergabung bersama Vandaria dan membesarkan Vandaria bersama. Produk Vandaria tidak terbatas hanya pada novel, namun juga permainan kartu, komik dan game. Jadi jika pembaca merasa tertarik pada dunia Vandaria, pembaca dapat membaca hikayat, proyek serta permainan kartu dari Vandaria saga di www.vandaria.com. Selain itu pembaca juga dapat mengikuti status update terkini tentang proyek-proyek Vandaria di halaman facebooknya yaitu Vandaria Saga.
Selamat mengikuti dan mengkristal bersama Vandaria!
No comments:
Post a Comment